Saat Anda memegang pintu yang terbuka untuk seseorang di Kyushu, maka Anda akan berterimakasih dan disertakan senyum hangat dan energik “Dandan”, saat di Osaka Anda akan mendengar hangat “Okini” . sementrara di Tokyo ada kemungkinan beberapa anggukan sopan dan kalimat “ Arigatou”. Kalimat-kalimat itu pun menjadi salah satu bagian dari Dialek Jepang Kepulauan Selatan yang diterapkan oleh masyarakatnya.
Seperti yang kita ketahui kalau Jepang adalah negara yang akan akan budaya, mereka juga kaya akan dialek.sedangkan standard bahasa Jepang dapat dimengerti dimana-mana, dan di setiap sudut daerah di Jepang pun mempunyai dialeknya masing-masing, termasuk kata-kata yang sama sekali berbeda, dan variasi tata bahasa serta penyampaiannya.
Perbedaan Kalimat dan Penyebutan Dialek
Pada umumnya satu kalimat yang sama dituturkan pada pendengar yang berbeda, terkadang mempunyai pengertian yang berbeda juga. Hal ini terjadi karena dari masyarakat setempat kerap kali menjadikan acuan hal tersebut.
Tidak terkecuali bahasa Jepang, dimana yang pada nyatanya Jepang punya banyak sekali variasi bahasa sesuai dengan tempat penuturnya. Salah satu diantaranya adalah bahasa bahasa Okinawa Jepang Kepulauan Selatan ini. Sebelum membahas lebih lanjut terkait bahasa Okinawa, ada baiknya jika kita mengenal istilah Dialek!
Mengenal Dialek Okinawa
Bahasa Okinawa atau yang dikenal dengan uchinaguchi dalam bahasa Okinawa merupakan ruumpun bahasa Ryuku yang disebutkan oleh orang ditengah dan selatan Pulau Okinawa, Jepang dan pulau-pulau yang ada disekitarnya seperti kepulauan Kerama, Pulau Kumejima, Tonaki, Aguni, Henxajima, Muyagijima, Hamahigajjima dan juga Ikejima.
Bahasa Okinawa Jepang juga mempunyai dua dialek utama, yaitu dialek tengah (dialek standar atau dialek shuri-naha) dan dialek selatan. Pada dialek shuri sudah dibakukan dari masa zaman ke-15 semasa kerajaan Ryukyu tidak kekurangan di bawah pemerintah Raja Sho Shin. Dan dialek Shuri pada masa itu digunakan sebagai bahasa resmi dan bahasa sastra kerajaan Ryukyu.
Masing-masing lagu dan puisi dari zaman kerajaan ryukyu ditulis dengan dialek Shuri. Sedangkan bahasa Kunigami yang telah disebutkan oleh masyarakat di Okinawa Utara umumnya dianggap sebagai bahasa yang terpisah dari bahasa Okinawa. Bahasa Jepang dialek Okinawa mengarah pada Uchina Yamatoguchi yang berbeda dari bahasa Okinawa.
Baca juga: Belajar Bahasa Jepang Ungkapan Kepribadian
Sejarah
Setelah kerajaan Ryukyu dibubarkan dan terbit menjadi Prefektur Okinawa di tahun 1897. Di masa itu Pemerintah Jepang memberikan himbauan untuk wajib menggunakan bahasa Jepang baku, terhadap masyarakat Okinawa. Bahasa Jepang diwujudkan menjadi bahasa pengantar di tempat belajar dan bahasa Okinawa sangat dikecam untuk digunakan. Bahkan di sekolah-sekolah umum, murid dilarang bertutur kata menggunakan bahasa Okinawa.
Murid yang masih bertutur dalam bahasa Okinawa akan diberikan hukuman berupa papan kayu kecil yang harus digantung di leher. Papan ini juga baru bisa dicopot dari leher jika aci murid lain yang menerima hukuman yang serupa.
Dialek Shuri yang pada era sebelumnya merupakan lingua franca di Pulau Okinawa akibatnya harus terkikis dan jumlah penutur asli dialek lokal kian berkembang di semua wilayah Ryukyu, terlebih di pulau utama Okinawa. Walau demikian, beberapa dialek Ryukyu lain masih tetap dipertahankan oleh sebagian leluhur sebagai ciri khas fonologi, sintaksis dan bahasa Jepang Klasik
Nah jadi demikianlah pembahasan diatas mengenai Dialek Jepang Kepulauan Selatan yang telah banyak mengalami perubahan. Semoga informasi diatas dapat memberi informasi yang berguna dan menjadi ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda.